SITI KOMARIAH, Am.Keb

.

KIRIM KELUHAN ANDA KE EMAIL KAMI

stkomariah77@gmail.com

TULISAN TERPOPULER

TOTAL PEMBACA

IKLAN BLOG

Minggu, 01 September 2013

MENOPOUSE

MENOPAUSE 

Apakah itu menopause? 
Menopause adalah suatu fase alamiah yang akan dialami oleh setiap wanita yang biasanya terjadi diatas usia 40 tahun. Ini merupakan suatu akhir proses biologis dari siklus menstruasi yang terjadi karena penurunan produksi hormon Estrogen yang dihasilkan Ovarium (indung telur ). Seorang wanita dikatakan mengalami menopause bila siklus menstruasinya telah berhenti selama 12 bulan. Berhentinya haid tersebut akan membawa dampak pada konsekuensi kesehatan baik fisik maupun psikis.
Bagaimanakah gejala-gejala menopause?
 Gejala-gejala yang timbul dan dirasakan mengganggu pada setiap wanita usia menjelang dan semasa menopause berupa haid tidak teratur, hot flushes (semburan panas didaerah dada, leher, yang menyebar ke wajah sampai kulit kepala), night sweat, jantung berdebar-debar, sakit kepala / migren, vertigo, insomnia (susah tidur), nyeri sendi, nyeri otot, cepat letih, gairah sex yang menurun, sampai pada perubahan emosi seperti cemas, depresi, dan mudah tersinggung. Akibat jangka panjang yang harus diperhatikan pada wanita menopause adalah osteoporosis (tulang keropos), penyakit jantung koroner, stroke, dan pikun.

Bagaimana tips untuk wanita tetap fit dan aktif di usia 40 an?
 • mengkonsumsi makanan seimbang yaitu makanan yang rendah lemak, makanan yang berkadar garam rendah dan mengandung sedikit gula, perbanyak sayuran, buah-buahan, vitamin dan mineral
 • olahraga secara teratur seperti jogging, berenang, naik sepeda, ataupun berdansa untuk mempertahankan kebugaran. Dengan berolahraga, dapat menyehatkan jantung dan tulang, mengatur berat badan, menyegarkan tubuh, dan dapat memperbaiki suasana hati
 • selalu berpikiran positif, melakukan aktivitas sosial dan tetap beribadah. Menopause merupakan peristiwa alami dalam siklus kehidupan wanita.
Untuk mencegah berbagai keluhan yang mungkin terjadi di masa menopause yang disebabkan oleh kekurangan hormon estrogen, pengaturan menu makanan yang tepat sedini mungkin adalah salah satu jawaban yang tepat untuk mengatasi kekurangan hormon estrogen pada tubuh. Hal ini merupakan alternatif alamiah, yaitu dengan mengkonsumsi ekstra estrogen yang banyak terkandung pada sejumlah bahan pangan. Ada senyawa alamiah dalam tumbuh-tumbuhan dan kacang-kacangan yang struktur kimianya mirip dengan hormon estrogen dan disinyalir akan menghasilkan efek seperti kerja estrogen. Senyawa tersebut disebut fitoestrogen. Bahan pangan yang kaya akan fitoestrogen adalah jenis kacang-kacangan terutama kacang kedelai, serta dapat ditemukan pada hampir semua jenis serealm sayuran, pepaya, dan tanaman lain yang kaya akan kalsium.
 Bahan pangan kaya fitoestrogen yang cocok digunakan untuk minuman segar antara lain : - Tahu sutera. Bahan yang terbuat dari kacang kedelai ini memiliki tekstur yang sangat lembut, seperti krim kental, dapat menjadi pengganti aneka produk dari daging sapi dan minyak hewani. - Susu Kedelai. Susu yang terbuat dari kacang kedelai ini kaya zat fitoetrogen, sangat fleksibel diolah menjadi dessert yang mengugah selera. - Dianjurkan pula mengkomsumsikan bengkuang, agar-agar rumput laut.

 SIAPKAN DIRI SEBELUM MENOPAUSE DATANG
 Menopause adalah hal alami yang terjadi pada setiap wanita. Toh, tak semua wanita tahu risiko dan cara sehat untuk menghadapi datangnya menopause tersebut. Padahal, seandainya mereka tahu dan menyiapkan diri, masa menopause bukan lagi sesuatu yang harus ditakuti.

MUNCUL PADA WANITA PERKOTAAN
Ada dua macam kelompok wanita. Pertama, kelompok wanita yang cepat puas lantaran setelah berusia 50-an, dia merasa tugas rumah tangganya sudah selesai. Saat menopause datang, dia menjalani apa adanya lantaran cukup puas dengan keadaan. Kelompok kedua, wanita yang tak gampang puas. Pasalnya, setelah menopause datang pun, dia masih berusaha menjaga pola makan, mengurangi lemak di tubuhnya dan tidak merokok. Nah, Anda termasuk kelompok yang mana? Menurut Dr. Robert Hutabarat, Sp.OG, ginekolog dari Rumah Sakit Sumber Waras dalam sebuah seminar tentang menopause beberapa waktu lalu, pembagian kelompok berdasarkan dua sikap di atas cukup menentukan kesehatan wanita tersebut untuk masa selanjutnya. Menopause yang dialami pada usia 50-an memang hal alami yang akan dilalui setiap wanita yang berhasil mencapai usia tersebut. Gejala utamanya adalah berhentinya haid, yang bisa terjadi secara langsung atau mengalami haid dalam jumlah banyak lebih dulu, baru berhenti total. Gejala lainnya adalah merasa diri tua, takut, gelisah, mudah marah, sering sakit kepala, mudah nyeri kepala dan otot pinggang, ujar Dr. Supriyadi H.R, Sp.OG pada seminar yang sama. Hilangnya rasa percaya diri, menurut Supriyadi, juga bisa jadi salah satu gejala lantaran dia merasa sudah tua, sementara anak-anaknya sudah dewasa. Sehingga, dia merasa tidak dibutuhkan lagi. Akibatnya, sadar atau tidak, sebagian wanita yang mengalami menopause berubah jadi cerewet untuk menarik perhatian anggota keluarga lainnya. Gejala menopause seperti ini, menurut Supriyadi, biasanya tidak muncul pada orang desa, melainkan pada wanita perkotaan yang punya beban pikiran lebih banyak.

 ESTROGEN PALING BERPENGARUH
Setelah menopause terjadi, bukan berarti kondisi tubuh, terutama fisik, aman-aman saja. Pasalnya, menopause yang berarti berhentinya haid secara alami akan diikuti oleh beberapa kondisi, antara lain penyakit dan kondisi psikis yang labil. Pada saat menopause datang, hormon estrogen bersama tiga hormon reproduksi lain akan berhenti diproduksi oleh tubuh. Namun, yang paling berpengaruh secara klinis terhadap tubuh adalah hilangnya hormon estrogen, karena hormon ini bertugas merangsang pembentukan jaringan kolagen yang lentur. Estrogen juga penting untuk pembentukan tulang, ujar Robert. Estrogen, tambahnya, juga mempengaruhi kolesterol dalam darah. Dengan estrogen, kolesterol yang baik (HDL) yang mencegah terjadinya pengendapan di pembuluh darah koroner akan meningkat. Sebaliknya, kolesterol jahat (LDL) menurun. Namun, pada saat atau bahkan sebelum menopause berlangsung, yang terjadi adalah sebaliknya, lantaran estrogen tak lagi diproduksi tubuh. Bahkan, keadaan itu masih ditambah lagi dengan naiknya trigliserida, tekanan darah dan terjadinya gangguan metabolisme darah, yang akhirnya akan terjadi gangguan aktivitas. Salah satu akibatnya, vagina mengkerut dan produksi lendirnya berkurang. Itu sebabnya, vagina jadi kering dan muncul rasa perih saat bersenggama.

 PENYAKIT SUSULAN MENGANCAM
Menurunnya estrogen saat menopause, bukan tak mungkin diikuti pula oleh beberapa penyakit. Antara lain, alzheimer alias pikun yang parah dan pengendapan di pembuluh darah koroner yang merupakan tempat lewatnya makanan buat jantung. Kalau aliran darah di tempat ini terganggu, penyakit jantung koroner (PJK) bukan tak mungkin datang mengancam. Data dari American Heart Association menunjukkan, 1 dari 9 orang berusia 45 - 60 tahun terkena PJK. Pada usia di atas 60 tahun, 1 di antara 3 wanita terkena PJK. Angka kematian wanita yang terkena PJK cukup tinggi, yaitu 50 persen. Di Amerika, kematian akibat PJK bahkan 10 kali lipat dibanding akibat kanker payudara, seorang wanita yang sudah menopause punya kemungkinan 30 kali lebih besar terkena PJK dibanding wanita premenopause. Selain itu, seiring bertambahnya usia, keseimbangan tubuh pun jadi terganggu. Tulang menipis sehingga bisa menyebabkan keropos tulang yang lebih dikenal dengan osteoporosis. Yang lebih parah, tulang bahkan bisa patah. Sebanyak 40 persen wanita usia 50 - 70 tahun mengalami patah tulang, sedangkan di atas usia 70 tahun yang mengalaminya sebanyak 50 persen. Apesnya, baik PJK maupun osteoporosis terjadi secara diam-diam. Itu sebabnya, sekali terkena serangan PJK penderitanya bisa langsung mati mendadak. Sementara osteoporosis biasanya baru ketahuan setelah yang bersangkutan mengalami patah tulang. Salah satu contoh, Gara-gara menahan tubuhnya agar tidak terdorong ke depan, pernah seorang wanita umur 60-an tulang lengannya langsung patah saat bus yang ditumpanginya mengerem mendadak. Dari situ, baru ketahuan kalau tulangnya sudah keropos.

MAMOGRAFI TIAP TAHUN
Namun, sebaiknya tak perlu terlalu khawatir terserang penyakit-penyakit susulan menopause, karena sebetulnya bisa dicegah. Caranya antara lain melalui terapi sulih hormon (TSH), yang sebelumnya dikenal dengan istilah terapi pengganti hormon (hormon replacement therapy). Selain berguna untuk mendapatkan hormon yang hilang saat menopause, TSH juga dapat mengatasi keluhan atau gejala yang menyertai menopause dan mengurangi risiko stroke dan kanker. Untuk wanita yang termasuk dalam kelompok tak gampang puas, TSH perlu untuk mencegah timbulnya penyakit akibat menopause, menjalani TSH harus dilakukan di bawah pengawasan dokter. Pasalnya, pemberian hormon estrogen juga harus mempertimbangkan perlu-tidaknya pemberian hormon progesteron. Jika rahimnya masih baik, pemberian hormon estrogen saja akan berisiko menebalkan dinding rahim. Pada sebagian kasus, malah bisa jadi kanker rahim. Makanya, harus diimbangi dengan pemberian hormon progesteron, wanita yang melakukan operasi kista di indung telur sebelah kanan dan kiri, bisa mengalami menopause dini. Namun, jika rahim sudah diangkat, cukup diberikan estrogen, karena dari hasil penelitian di Amerika, hormon progesteron ternyata berisiko menimbulkan kanker payudara. Itu sebabnya, setiap tahun payudara sebaiknya dimamografi. TSH biasanya dikonsumsi dalam jangka waktu lama dan harus secara rutin. Kalau tidak, keropos tulang akan muncul. Karena PJK dan osteoporosis biasanya datang diam-diam, lakukan TSH sejak premenopause, misalnya di usia 47 - 48 tahun.

POLA MAKAN YANG TEPAT
 Meski menopause adalah sesuatu yang alami, menurut spesialis gizi Dr. Melani, Sp.G, perubahan yang terjadi pada wanita saat menopause sering berkaitan dengan gizi. Antara lain, berat badan bertambah karena aktivitas berkurang sehingga pengeluaran energi pun berkurang. Lemak juga meningkat, sehingga lingkar perut dan panggul bertambah lebar serta kolesterol naik. Lalu, bagaimana pola makan yang sehat? Menurut Melani, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu: 1. Kebutuhan kalori dan zat gizi harus cukup. Melani mengingatkan bahwa kebutuhan dua hal tersebut berbeda pada tiap orang, tergantung berat, tinggi badan, usia dan aktivitasnya. Kalsium, misalnya, bisa diperoleh dari susu, keju, yogurt, ikan kering yang dimakan seluruhnya beserta tulangnya (antara lain ikan teri), sereal, kacang-kacangan dan hasil olahannya (misalnya tahu dan tempe). Dalam sejumlah makanan, tutur Melani, ada zat isoflavon yang tugasnya mirip estrogen yang bisa didapat antara lain dari kacang-kacangan.
2. Tak hanya sekadar cukup, tapi jenisnya pun harus diperhatikan. Penuhi kebutuhan karbohidrat. Juga, batasi mengonsum lemak. Sebaiknya, hanya gunakan lemak dengan asam lemak tak jenuh.
 3. Tambahkan vitamin dalam menu sehari-hari. Vitamin yang diperlukan antara lain: a. Vitamin A, C dan E untuk antioksidan. Vitamin A dapat diperoleh dengan mengonsum hati, kuning telur, susu dan mentega. Sedangkan dari tumbuhan, vitamin ini bisa diperoleh lewat sayuran warna hijau, jingga dan buah seperti tomat. Sedangkan vitamin E banyak didapat lewat kacang-kacangan, sayur dan buah. b. Vitamin D untuk penyerapan kalsium yang terdapat pada kuning telur, hati, mentega dan keju. c. Vitamin B kompleks yang berguna untuk memperlambat datangnya menopause terdapat pada kacang-kacangan dan sereal.
 4. Untuk memperlambat datangnya menopause, hindari kafein, kopi, alkohol, minuman bersoda, rempah-rempah dan makanan berlemak.

 TIPS MENGHADAPI MENOPAUSE
 Berikut adalah beberapa tips menghadapi menopause yang bisa Anda ikuti:
1. Jika tak suka susu, bisa diganti dengan mengonsum tahu, tempe, atau sayur, dengan dosis yang lebih besar. Misalnya, 50 gram tempe atau 120 gram tahu yang mengandung fitoestrogen, cukup untuk sehari.
 2. Jangan terlalu lama saat merebus sayur, karena vitaminnya akan larut dalam air. Begitu pula saat memasak, menggoreng atau memanggang daging atau produk hewan lain.
 3. Setiap kali makan, pilih satu saja makanan yang digoreng, menu lainnya dimasak dengan cara lain. Sehingga, tidak memperbanyak masuknya minyak ke dalam tubuh.
 4. Jangan sembarangan mengonsum vitamin A dan D. Dosisnya harus tepat, karena kedua vitamin itu tak bisa dikeluarkan begitu saja dari dalam tubuh. Selain itu, jika terus dikonsumsi, bisa-bisa malah menimbulkan racun di dalam tubuh.
 5. Minuman dan makanan yang harus dihindari untuk memperlambat datangnya menopause antara lain kafein, kopi, alkohol, minuman bersoda, rempah-rempah dan makanan berlemak.
 6. Bersikap sabar dan berusaha menerima kenyataan, karena bagaimana pun, menopause pasti akan datang. Tentu saja, anggota keluarga yang lain harus lebih bijaksana menghadapi sikap wanita yang menopause.

1 komentar:

fatimah mengatakan...

Wah.. Perkongsian yang sangat menarik. Tq admin.. Rawatan untuk wanita menopause

17 Agustus 2015 pukul 17.48

Posting Komentar