SITI KOMARIAH, Am.Keb

.

KIRIM KELUHAN ANDA KE EMAIL KAMI

stkomariah77@gmail.com

TULISAN TERPOPULER

TOTAL PEMBACA

IKLAN BLOG

Minggu, 01 September 2013

Saatnya Lihat Aborsi sebagai Isu Kesehatan Reproduksi



JAKARTA, SELASA - Banyaknya perempuan yang melakukan praktek aborsi yang tidak aman karena masyarakat masih memandang persoalan aborsi sebagai peroalan moralitas dan kriminalitas semata. Kematian seorang ibu yang melakukan aborsi di Indonesia cukup tinggi. Data menunjukkan sebanyak 307 ibu meninggal dari 100.000 angka kelahiran. Sebanyak 50 persen diakibatkan karena praktek aborsi yang tidak aman.

Demikian juga dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004, ketentuan mengenai aborsi belum sepenuhnya ditempatkan sebagai isu kesehatan. Koordinator Jaringan Kerja Prolegras Pro Perempuan (JKP3) Ratna Batar Munti mengatakan selama ini, hak-hak kaum perempuan dan marginal masih terpinggirkan. Pengaturan UU Kesehatan belum merespon tingginya angka kematian ibu saat melakukan aborsi.

KUHP dan UU Kesehatan saat ini membuat perempuan yang melakukan aborsi rentan dianggap sebagai pelaku kejahatan. "Padahal mereka hanya menginginkan hak-hak kesehatan mereka. Itu harus diakomodir karena merupakan bagian dari hak asasi manusia," ujar Ratna sebelum membuka acara lokakarya Mendorong Segera Disahkannya RUU Kesehatan Dengan Perspektif HAM di Hotel Ibis, Jakarta, pada Selasa (8/4).

Untuk itu, JKP3 berusaha memperjuangkan diakomodasikannya aborsi sebagai bagian dari persoalan kesehatan reproduksi. Aborsi harus dilihat sebagai isu kesehatan yang harus dapat diakses dan dipenuhi oleh negara."Harus ada kepastian hukum yang mengatur hal itu guna menghundari makin banyaknya ibu yang meninggal akibat melakukan aborsi yang tidak sehat," ujarnya.



PERKEMBANGAN reproduksi remaja terkait erat dengan perkembangan seksualnya. Sebagian remaja tidak mengalami masalah dalam perkembangan seksualnya, tapi tidak sedikit dari mereka karena proses tersebut kehidupan mereka di hari tua menjadi kurang menguntungkan.

Saat ini sebagian besar kaum remaja lebih berani mengambil risiko yang mengancam kesehatan reproduksinya, tetapi mereka tidak mengetahui banyak informasi mengenai apa itu kesehatan reproduksi.

Minimnya informasi kesehatan reproduksi remaja kerap menjadi salah satu persoalan yang membuat mereka salah dalam mengambil keputusan. Informasi kesehatan reproduksi (kespro) pada remaja harus ditingkatkan, agar kelompok kaum muda yang sedang tumbuh berkembang ini dapat memperoleh sumber informasi yang benar. Karenanya, semua remaja memerlukan dukungan dan perawatan selama masa transisi dari remaja menuju dewasa.

Isu Pokok Kesehatan Reproduksi Remaja
  1. Perkembangan seksual dan seksualitas (termasuk pubertas).
  2. Penyakit menular seksual dan HIV/AIDS.
  3. Kehamilan yang belum diharapkan dan kehamilan berisiko tinggi (kehamilan tak sehat).

Pendidikan Kespro :
Kespro bagi remaja hingga kini masih sulit masuk ke dalam kurikulum pendidikan nasional. Padahal, masalah seks di kalangan remaja saat ini telah menjadi problem yang sangat serius. ''Family life education atau pendidikan kesehatan reproduksi bagi remaja memang penting untuk pendidikan remaja.

Permasalahan Kesehatan Reproduksi
Minimnya informasi kesehatan reproduksi remaja kerap terjadi penyalahgunaan fungsi seksual. Hanya mengejar kenikmatan sesaat, tidak sedikit dari mereka berani melakukan hubungan seksual. Tidak heran jika kini banyak permasalahan yang datang menyertainya, termasuk semakin beragamnya penyakit menular seksual (PMS) dan aborsi.

Sumber Masalah Kesehatan Reproduksi
  1. Seks dengan sembarang orang
  2. Seks tanpa alat pengaman (kondom)
  3. Melakukan hubungan seksual saat perempuan sedang haid
  4. Seks tidak normal, misalnya seks anal (melalui dubur)
  5. Oral seks dengan penderita gonore, menyebabkan faringitis gonore (gonore pada kerongkongan)
  6. Seks pada usia terlalu muda, bisa mengakibatkan kanker serviks
  7. Perilaku hidup tidak sehat dapat mendatangkan penyakit (tekanan darah tinggi, jantung koroner, diabetes melitus) yang dapat memicu disfungsi ereksi (DE)
  8. Kehidupan seks menimbulkan trauma psikologis juga faktor pemicu DE

0 komentar:

Posting Komentar