Minggu, 30 Maret 2014
FUNGSI PLASENTA PADA JANIN
Pertukaran gas yang terpenting ialah
transfer oksigen dan karbondioksida. Saturasi oksigen pada ruang
untervili plasenta ialah 90 %, sedangkan tekanan parsial ialah 90 mmHg.
Sekalipun tekanan pO2 janin hanya 25 mmHg, tingginya hemoglobin F janin
memungkinkan menyerapkan oksigen dari plaseta. Di smaping itu, perbedaan
kadar ion H + dan tingginya kadar karbondiogsida dari sirkulasi janin
memungkinkan pertukaran dengan oksigen (efek Bohr) .
Perbedaan
tekanan 5 mmHg antara ibu dan janin meungkinkan pertukaran CO2 (dalam
bentuk asam kabonat, karbamino Hb, atau bikarbonat) pada plasenta.
Ikatan CO2 dengan Hb bergantung pada factor yang mempengaruhi pelepasan
oksigen. Jadi karbamino Hb meningkat bila oksigen dilepas – disebut
sebagai efek Haldane.
Keseimbangan
asam basa bergantung pada kadar H +, asam laktat, dan bikarbonat pada
sirkulasi janin-plasenta. Pada umumnya asidosis terjadi akibat
kekurangan oksigen.
Metabolisme
karbohidrat terutama oleh kadar glukosa yang dipasok oleh ibu. Sebanyak
90 % dari kebutuhan energi berasal dari glukosa. Kelebihan glukosa akan
disimpan sebagai glikogen dan lemak. Glikogen disimpan di hati, otot,
dan plasenta; sedangkan lemak disekitar jantung dan belakang skapula.
Glukosa dan monosakarida dapat langsung melewati plasenta. Plasenta
mengatur untilisasi glukosa dan maupun membuat cadangan separuh dari
kebutuhan.
Pada pertengahan
kehamilan, 70 % glukosa akan mengalami metabolisme dengan cara
glikolisis, 10 % melalui jalur pentosafosfat, dan sisinya disimpan dalam
bentuk glikogen dan lemak. Pada kehamilan aterm utilisasi glukosa
menurun 30 %. Cadangan glokogen janin amat diperlukan sebagai sumber
energi, misalnya pada keadaan asfikisa di mana terjadi glikolisis
anerobik.
Janin membutuhkan asam
lemat untuk pembentukan membrane sel dan cadangan yang berguna untuk
sumber energi pada periode neonates dini.
0 komentar:
Posting Komentar